SYAIR PUTRI HIJAU 7
BAGIAN VIII: PUTRI HIJAU BERLAYARPutri menjawab perlahan suara
“Benarlah titah mahkota negara
Jika tiada aral dan mara
Esok hari berangkatlah segera
Baginda mendengar kata begitu
Sukanya hati bukan suatu
Kelengkapan disediakan ini dan itu
Inang pengasuhpun siap membantu
Setelah siang sudahlah hari
Berkemaslah konon tuan putri
Mandi ditaman badan dilangiri
Dalam keranda membaringkan diri
Setelah musta’id sekaliannya rata
Keranda dimasukkan dalam kereta
Diiringkan laskar sekalian rata
Berjalan menuju keluar kota
Angkatan berjalan dari istana
Alat kebesaran semua terkena
Rakyat mengiringkan semut laksana
Sebagai angkatan maharaja Cina
Segala rakyat Deli negeri
Hatinya pilu tiada terperi
Ditinggalkan oleh tuan putri
Masing-masing duduk berpeluk diri
Tinggallah negeri tiada beraja
Setiap orang bermenung saja
Laksana puteri bermuram durja
Tiadalah tentu urusan kerja
Kota dan parit rusaklah sudah
Menjadi belukar taman yang indah
Isi negeri banyak berpindah
Karena hati selalu gundah
Demikianlah jadinya negeri itu
Bertambah sunyi setiap waktu
Pekan dan pasar rusaklah tentu
Istimewa kota berpagar batu
Tersebutlah pula kisah angkatan
Beberapa hari melalui hutan
Kemudian berlayar dalam lautan
Jauh dari pada tanah daratan
Haluan menuju kesebelah utara
Tamberang berdengung, berputar djentera
Kapalnya laju tiada terkira
Sebagai burung atau udara
Dalam antara beberapa hari
Sampailah kapal ke Aceh negeri
Meriam dipasang kanan dan kiri
Bunyinya terdengar kedalam negeri
Di Tanjung Djambuair kapal berhenti
Banyak orang datang melihati
Semuanya sangat berbesar hati
Melihat rajanya tiadalah mati
Pada masa itu ketika
Sabang, Oleleh belum dibuka
Karena masih hutan belaka
Orang melihat belumlah suka
Itulah sebab mula karena
Makanya kapal berlabuh disana
Pelabuhan yang lain belum sempurna
Kapalpun banyak dapat bencana
Adapun akan duli baginda
Menitahkan kelasi yang muda-muda
Menyuruh turunkan sekoci bertenda
Serta kelengkapan mana yang ada
Setelah musta’id alat semuanja
Bagindapun masuk ke dalam biliknja
Pakaian kebesaran lalu dipakainya
Tampan dan gagah akan rupanya
Pakaian kebesaran setelah dilekatkan
Putri Hijau lalu didapatkan
Warta sampai baginda kabarkan
Putripun diam kepala ditundukkan
Bagindapun lalu mengulang kata
Aduhai adinda puteri juwita
Kenegeri Aceh sampailah kita
Marilah turun bersama serta
Putri menjawab suara perlahan
Ampun tuanku raja pilihan
Jika ada rahim kemurahan
Haraplah patik dapat kasihan
Kalau tuanku senang dihati
Permintaan patik adalah pesti
Rakyat Aceh hendak kulihati
Supaya patik mengetahui nanti
Titahkan mereka datang kemari
Ditepi pantai menunjukkan diri
Serta membawa anak dan istri
Supaya patik melihat sendiri
Masing-masing membawa persembahannya
Segenggam bertih sebiji telurnya
Tiap-tiap seorang demikian halnja
Ditepi pantai kumpul semuanya
Demikian permintaan patik yang leta
Harap dikabulkan oleh sang nata
Jika menolak duli mahkota
Kedarat patik takkan serta
Baginda mendengar perkataan putri
Merasa heran hati sendiri
Belumlah pernah adat dinegeri
Membawa persembahan demikian peri
Meskipun permintaan luar biasa
Tiada baginda panjang periksa
Dikerjakan orang kota dan desa
Membawa persembahan dengannya paksa
Berhimpunlah orang dusun dan kota
Membawa persembahan sekalian rata
Seorang sebiji telur yang nyata
Bertih segenggam adalah serta
Ditepi pantai semua dilonggokkan
Banjaknya tiada lagi terperikan
Apabila semuanya sudah dilengkapkan
Kedalam laut disuruh buangkan
Telur dan bertih dibuangkan orang
Banyaknya tak dapat dikira terang
Memutih sebagai bunganya karang
Berhanyutan sampai ketanah Seberang